Rabu, 30 November 2016

PERUNDINGAN RENVILLE



Dengan jatuhnya cabinet Sjahrir ketiga. Presiden Soekarno menunjuk tiga formatur kabinet: Mr.Amir Sjarifoedin, Dr.Soekiman, dan A.K Gani untuk membentuk kabinet koalisa. Akhirnya Presiden Soekarno mengangkat Mr.Amir Sjarifoeeddin sebagai perdana menteri. Dibentuklah kabinet Amir Sjarifoeddin berumur sekitar 7 bulan, 3 Juli 1947 – 23 Januari 1948.
Persetujuan Renville sangat merugikan bangsa Indonesia karena menyebabkan menyempitnya wilayah RI dan memperlemah sistem pertahanan Indonesia. Persetujuan Renville juga tidak menguntungkan pihak Belanda karena dari segi politik Belanda dirugikan dengan masuknya RI kedalam RIS yang akan menyebabkan kegentingan hubungan Republik Indonesia dengan Belanda. Oleh karena itu, Belanda memanfaatkan situasi gencatan senjata pasca perjanjian Renville untuk bersiap-siap menyerang wilayah RI dan merebut pemerintahan RI.
Pasca perjanjian sebagai hasil persetujuan Renville, pihak Republik itu harus menguasai TNI karenanya pada bulan februari 1948 Divisi Siliwanngi hijrah ke Jawa Tengah. Persetujuan lebih merugikan Republik Indonessia dibandingkan dengan persetujuan Linggarjati. Gencatan senjata yang berulang-ulang dan menempatkakn Republik Indonesia pada kedudukan yang bertambah sulit. Kesulitan itu juga dikarenakan blockade ekonomi yang dilakukan Belanda dengan begitu ketat. Adanya perjanjian ini menimbulkan ada kekuatan politis yang justru menguntungkan pihak Belanda dan ini memungkinkan sebuah jalan kekuasaan yang lebih luas untuk Belanda itu sendiri sehingga memiliki daulat yang begitu penuh atas berbagai wilayah di Indonesia sampai dengan RIS itu terbentuk. Dengan adanya blockade ini akan membuat perjuangan bangsa dan pasukan yang membela tanah air akan semakin berat dalam mencapai berbagai tujuan awalnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar