Isra’ Mi’raj atau perjalanan Nabi
Muhammad SWA dari Mekkah ke Bait Al-Maqdis dalam waktu yang cukup singkat yang
merupakan peristiwa suprarasional yang tidak dapat dihayati kecuali melalui
pendekatan imani. Oleh karena itu peristiwa yang membuktikan bahwa ilmu dan
kodrat ilahi menjangkau bahkan malampaui segala sesuatu. Jadi peristiwa Isra’ Mi’raj hanya terjadi
sekali sehingga tidak dapat diamati, dicoba-coba atau dilakukan terhadapnya
suatu percobaan. Maka dariitu setiap usaha untuk membuktikannya secara ilmiah
menjadi tidak ilmiah lagi. Dari sini lah kaum muslim mempercayai Isra’ dan Mi’raj
karena tidak ada perbedaan antara peristiwa yang terjadi hanya sekali dan yang
terjadi berulang-ulang kali supaya yang menjadikannya adalah Tuhan Yang Maha
Kuasa.
Lalu di Al-Qur’an menguraikan
peristiwa isra’ adalah “hai Muhammad tiadalah ketabahanmu melainkan dengan
pertolongan Allah jangan bersedih hati dan jangan pula bersempit dada terhadap
apa-apa yang akan mereka tipu dayakan” QS An-Nahl 127. Bisa disimpulkan dengan
kenyataan ilmiah yang menunjukan bahwa setiap sistem gerak yang mempunyai
perhitungan waktu yang berbeda dengan sistem gerak yang lainnya. Kenyataan membuktikan
bahwa kebutuhan akan waktu untuk mencapai suatu sasaran.