Sabtu, 03 Desember 2016

KERAJAAN-KERAJAAN PADA MASA HINDU-BUDDHA



1)    Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai diperkirakan terletak di daerah Muarakaman di tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Sungai Mahakam merupakan sungai yang cukup besar dan memiliki beberapa anak sungai. Daerah disekitar tempat pertemuan antara Sungai Mahakam dengan anak sungainya diperkirakan merupakan letak Muarakaman dahulu. Sungai Mahakam dapat dilayari dari pantai sampai masuk ke Muarakaman sehingga baik untuk perdagangan. Untuk memahami perkembangan Kerajaan Kutai harus memerlukan sumber sejarah yang dapat menjelaskannya. Sumber sejarah Kutai yang utama adalah prasasti yang disebut yupa  yaitu berupa batu bertulis. Yupa juga sebagai tugu peringatan dari upacara kurban. Yupa ini dikeluarkan pada masa pemerintahan raja Mulawarman. Prasasti yupa ditulis dengan huruf pallawa dan bahasa sanskerta. Dalam prasasti juga disebut nama kakek Mulawarman yang bernama Kudungga. Kudungga berarti penguasa lokal dan yang setelah terkena pengaruh Hindu-Buddha daerah tersebut berubah menjadi kerajaan. Namanya tetap Kudungga berbeda dengan nama putranya yang bernama Aswawarman dan cucunya yang bernama Mulawarman. Oleh karena itu yang terkenal sebagai warnsakerta adalah Aswawarman.
Raja Aswawarman dikatakan seperti Dewa Ansuman (Dewa Matahari). Aswawarman mempunyai tiga anak tetapi yang terkenal adalah Mulawarman. Raja Mulawarman dikatakan sebagai raja yang terbesar di Kutai. Pemeluk agama Hindu-Siwa yang setia tempat sucinya dinamakan Waprakeswara dikenal sebagai raja yang sangat dekat dengan kaum brahmana dan rakyat. Raja Mulawarman sangat dermawan. Pada masa pemerintahannya Mulawarman, Kutai mengalami zaman keemasan. Keidupan ekonominya pun mengalami perkembangan. Kutai terletak di tepi sungai, sehingga masyarakatnya melakukan pertanian. Selain itu mereka banyak melakukan perdagangan bahkan diperkirakan sudah terjadi hubungan dagang dengan luar jalur perdagangan internasional dari India melewati Selat Makassar terus ke Filipina dan sampai d Cina. Dalam pelayarannya kemungkinan para pedagang singgah terlebih dahulu di Kutai dengan demikian Kutai semkain ramai dan rakyat hidup makmur.    
2)   Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara mulai berkembang pada abad ke-5 M. Punawarman adalah raja terkenal dari Tarumanegar dikenal sebagai raja yang gagah berani dan tegas dan juga dekat dengan para brahmana, pangeran dan rakyat. Raja yang jujur, adil dan arif di dalam memerintah daerahnya cukup luas sampai ke daerah Banten. Kerajaan Tarumanegara telah menjalin hubungan dengan kerajaan lain misalnya dengan Cina. Dalam kehidupan agama sebagian besar masyarakat Tarumanegara memeluk agama Hindu sedikit yang beragama Buddha dan masih ada yang mempertahankan agama nenek moyang (animism). Rakyat Tarumanegara hidup aman dan tenteram pertanian merupakan mata pencaharian pokok di samping itu perdagangan juga berkembang Kerajaan Tarumanegara mengadakan hubungan dagang dengan Cina dan India. Berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan letak pusat Kerajaan Tarumanegara diperkirakan diantara Sungai Citarum dan Cisadane. Kata trauma mungkin berkaitan dengan kata tarum yang artinya nila. Kata tarum dipakai sebagai nama sebuah sungai di Jawa Barat yaitu sungai Citarum. Dan berdasarkan prasasti Tugu, Pubacaraka memperkirakan pusatnya ada di daerah Bekasi.
3)   Kerajaan Kalingga
Ratu Sima adalah penguasa di Kerajaan Kalingga yang digambarkan sebagai seorang pemimpin wanita yang tegas dan taat terhadap peraturan yang berlaku dalam  kerajaan. Kerajaan Kalingga atau Holing diperkirakan terletak di Jawa bagian tengah Nama Kalingga berasal Kalinga nama sebuah kerajaan di India Selatan. Ratu Sima memerintah sekitar tahun 674 M. Dikenal sebagai raja yang tegas, jujur dan sangat bijaksana. Untuk mencoba kejujuran rakyatnya Ratu Sima pernah mencobanya dengan meletakan pundi-pundi di tengah jalan. Akan tetapi pada suatu hari ada anggota keluarga istana yang sedang jalan-jalan menyentuh kantong pundi-pundi dengan kakinya hal ini diketahui oleh Ratu Sima.
Agama yang utama dianut oleh penduduk Kalingga pada umumnya Buddha agama Buddha yang berkembang pesat bahkan pendeta Cina yang bernama Hwi-ning datang di Kaling tinggal selama tiga tahun. Selama di Kalingga menerjemahkan kitab suci agama Buddha Hinayana ke dalam bahasa Cina. Dalam usaha menerjemahkan kitab itu dibantu oleh seorang pendeta bernama Jnanabadra. Kepemimpinan raja yang adil menjadikan rakyat hidup teratur, aman dan tenteram. Mata pencaharian penduduk pada umumnya adalah bertani, karena wilayah Kalingga subur untuk pertanian lalu penduduknya juga melakukan perdagangan. Kerajaan Kalingga mengalami kemunduran akibat serangan Sriwijaya yang menguasai perdagangan.
4)   Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya mulai berkembang pada abad ke-7 pada awal perkembangannya rajanya disebut dengan Dapunta Hyang. Dalam prasasti kedudukan Bukit dan Talang Tuo telah ditulis sebutan Dapunta Hyang. Pada abad ke-7 Dapunta Hyang banyak melakukan usaha perluasan daerah. Sriwijaya terus melakukan perluasan daerah sehingga Sriwijaya menjadi kerajaan yang besar untuk lebih memperkuat pertahanannya pada tahun 775 M dibangunlah sebuah pangkalan di daerah Ligor. Pada saat itu yang menjadi raja yaitu Darmasetra. Raja yang terkenal dari Kerajaan Sriwijaya adalah Balaputradewa pada masa pemerintahannya Sriwijaya berkemabang pesat dan mencapai zaman keemasan. Balaputradewa adalah keturunan dari Dinasti Syailendra yaitu putra dari Raja Samaratungga dengan Dewi Tara dari Sriwijaya Balaputra seorang raja yang besar di Sriwijaya. Raja Balaputra menjalin hubungan erat dengan kerajaan Benggala yang saat itu diperintah oleh Raja Dewapala Dewa.
Pada masa kejayaannya wilayah kekuasaan Sriwijaya cukup luas daerah-daerah kekuasaannya antara lain Sumatera dan pulau-pulau sekitar Jawa bagian barat sebagian Jawa bagian tengah, sebagian Kalimantan, Semenanjung Melayu, dan hampir seluruh perairan Nusantara. Kehidupan beragama di Sriwijaya sangat semarak. Bahkan Sriwijaya menjadi pusat agama Buddha Mahayana diseluruh wilayah Asia Tengggara. Dalam kaitannya dengan perkembangan agama dan kebudayaan Buddha di Sriwijaya ditemukan beberapa peninggalan misalnya Candi Muara Takus dekat Sungai Kampar di daerah Riau kemudian di daerah Bukit Siguntang ditemukan arca Buddha pada tahun 1006 Sriwijaya juga telah membangun wihara sebagai tempat suci agama Buddha di Nagipattana India Selatan hubungan Sriwijaya dengan India Selatan waktu itu sangat erat hubungannya. Bangunan lain yang sangat penting adalah Biaro Bahal yang ada di Padang Lawas Tapanuli Selatan ditempat ini terdapat bangunan wihara.  
5)   Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno daerahnya bertambah luas kehidupan agama
berkembang pesat tahun 856 Rakai Pikatan turun takhta dan digantikan oleh Kayuwangi atau Dyah Lokapala menganai letak dan pusat Kerajaan Mataram Kuno tepatnya belum dapat dipastikan.
6)   Kerajaan Kediri
Tahun 1117 M Barmeswara tampil sebagai Raja Kediri Prasasti yan ditemukan antara lain prasasti Padlegan dan Penumbangan (1120 M) yang isinya penting tentang pemberian status perdikan untuk di beberapa desa. Kehidupan Kerajaan Kediri menjadi teratur rakyat yang hidup makmur mata pencahariannya yang penting adalah pertanian dengan hasil utamanya padi. Dibidang kebudayaan yang menonjol adalah perkembangan seni sastra dan pertunjukan wayang di Kediri dikenal adanya wayang panji. Beberapa karya sastra yang terkenal yaitu: Kitab Baratayuda, Kitab Kresnayana, Kitab Smaradahana, Kitab Lubdaka. Raja yang terakhir dari Kerajaan Kediri adalah Kertajaya atau Dandang Gendis pada masa pemerintahannya terjadi pertentangan antara raja dan para pendeta atau kaum brahmana karena kertajaya berlaku sombong dan berani melanggar adat.
7)   Kerajaan Singhasari
Raja-raja yang memerintah Singhasari
Ø  Ken Arok (1222-1227 M) Ken Arok tampil sebagai raja pertama sebagai raja bergelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi Ken Arok memerintahkan selama lima tahun.
Ø  Anusapati tahun 1227 M naik takhta Kerajaan Singhasari memerintah selama 21 tahun akan tetapi belum banyak berbuat untuk pembangunan kerajaan.
Ø  Tohjoyo (1248 M) Naik takhta masa pemerintahannya sangat singkat
Ø  Ronggowuni (1248-1268 M) Naik takhta Kerajaan Singhasari tahun 1248 M bergelar Sri Jaya Wisnuwardana.
Ø  Kartanegara (1268-1292 M) Naik takhta bergelar Sri Maharajadiraja Sri Kartanegara merupakan raja yang paling terkenal di Singhasari.
8)   Kerajaan Majapahit
Pada masa Hayam Wuruk majapahit berada di puncak kejayaan Hayam Wuruk disebut juga Rajasanegara yang memerintah Majapahit dari tahun 1350 hingga 1389. Kehidupan beragama di Majapahit berkembang semarak berkat kepemimpinan Hayam Wuruk dan Gajah Mada, kehidupan politik, dan stabilitas nasional Majapahit terjamin Majapaht juga menjalin hubungan dengan Negara-negara atau kerajaan lain. Kemajuan peradaban Majapahit tidak hilang dengan runtuhnya kerajaan pencapaian it uterus dipertahankan hingga masa perkembangan Islam di Jawa.
9)   Kerajaan Buleleng dan Kerajaan Dinasti Warmadewa di Bali
Nama kerajaan Buleleng semakin terkenal terutama setelah zaman penjajahan Belanda di Bali pada saat itu pernah terjadi perang rakyat Buleleng melawan Belanda. Pada masa perkembangan Kerajaan Dinasti Warmadewa Buleleng diperkirakan menjadi salah satu daerah kekuasaan Dinasti Warmadewa. Sistem perdagangan ada yang menggunakan sistem barter ada yang sudah menggunakan dengan alat tukar (uang) misalnya ma, su dan piling. Dengan perkembangan perdagangan laut antar pulau di zaman kuno secara ekonomis Buleleng memiliki peranan yang penting bagi perkembangan kerajaan-kerajaan di Bali misalnya pada masa Kerajaan Dinasti Warmadewa. 

Sumber: Dadang Supardan. Sejarah Indonesia



Tidak ada komentar:

Posting Komentar