Jumat, 09 Desember 2016

SOSIOLOGI YANG MENGINSPIRASI



Max weber adalah salah satu sosiolog yang begitu menginspirasi Schutz, kekagumannya terhadap tokoh sosiologi klasik yang utamanya tertuju terhadap konsep verstehen. Menurutnya yang membuat Schutz ingin sekali mendalami gagasan verstehen karena belum merunjuk kepada ilmu-ilmu sosial karena max weber masih sering menggunakan untuk penjelasan yang bersifat umum. Oleh karena itu yang diperlukannya untuk kesempurnaan verstehen harus didasarkan pada kehidupan sosial sehari-hari. Disini juga dalam memahami esensi merupakan dasar dari semua pengalaman karena hanya dengan cara yang didapat untuk mengenali dan mengklasifikasi dengan sebuah cara yang dapat kita mengerti, kemudian agar memahami esensi kita juga harus menggantungkan pada sikap natural (sikap alamiah) maksudnya itu kita harus bisa memisahkan diri kita dari gagasan-gagasan yang lazim dimana metode ini disebut sebagai epos sikap alamiah.
Kemudian, dapat dikatakan visi sosiologis Schutz yang sengaja menjauhi pendekatan yang selama ini telah dikembangkan oleh fungsionalisme structural dan sosiologi behavioristik. Fenomenologi Schutz lebih menekankan keunggulan pikiran manusia sebagai kreator yang menghasilkan semua itu menjadi pengalaman manusia yang menjadi kenyataan. Secara historis bentuk khusus kepemilikan  (perbudakan, pemilikan feudal, modal karena kelas-kelas dibentuk oleh pembagian kepemilikan yang merupakan agen yang berlawanan dalam perjuangan untuk kekuasaan politik. Dilihat dari kondisi  material untuk mobilisasi saling berkaitan kelompok yang saling berkomunikasi antarkelas sosial. Kelas-kelas berbeda dalam kontrol pada alat produksi mental ini memproduksi pembedaan lain dalam kebudayaan kelas sebagian lebih diartikulasikan secara simbolik dibanding yang lain dan sebagian lagi memiliki struktur simbolik dari kelas lain yang menentukan untuk diluar. Max weber menguraikan prinsip-prinsip interkomunikasi organisasional dan kontrol hak-hak mereka dengan cara menambah sebuah teori organisasi dan wilayah lain dari konflik kepentingan.
Tujuan fenomenologi adalah untuk mendorong kita dalam menyadari dan mempelajari serta untuk mengontrol apa yang sedang dilakukan dan membentuk kehidupan sosial . Sekalipun manusia itu tidak memiliki kontrol penuh atas setiap situasi dalam kehidupan sosial mereka akhirnya mereka juga sanggup dalam memilih proyek hidupnya. Pendekatan fenomenologi tidak konvensional akan tetapi radikal  tidak sama dengan marxis yang terjebak dalam gerakan-gerakan politik. Berbeda juga dengan fungsionalisme struktural  yang cenderung reduktif  pendekatan ini juga menuntun kita untuk melihat cara paling dasar yang dialami di dunia sosial. Mempromosikan pendekatan radikalisme yang berarti mengadakan penyelidikan secara pribadi dari pengalaman dan kecemasan batin. Sosiolog tidak boleh menyalahkan persepsi masyarakat awam akan tetapi diperbolehkan dengan menyatakan bagaimana persepsi dan tindakan ini terjadi. Perbedaan antara ilmuwan sosial  dengan masyarakat awam dalam melihat kehidupan sosial  ilmuwan sosiolog menggunakan teori sosial, dimana teori ini bertujuan untuk mengamati dan memahami dunia bukan untuk menaklukkan. Maka dari itu dikatakan dengan kalimat lain bahwa sesungguhnya mempelajari sosiologi fenomenologi bukanlah untuk menemukan bentuk teori-teori baru yang pas untuk melihat fenomena tetapi hanya untuk menyungguhkan cara berpikir baru yang jelas tidak sama dengan sosiologi konvensional.
                  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar