Pada dasarnya perilaku
seorang anak didapatkan melalui proses belajar dari lingkungannya seperti orang
tua, kaka-kakaknya, pengasuh ataupun teman-teman bermain. Jika dilingkungan anak
sering melakukan hal tindakan kekerasan maka anak akan mencontoh tindakan
tersebut. Sebaliknya jika lingkungan anak dalam setiap tindakannya penuh dengan
sopan santun, maka anak juga akan mencontoh hal ynag serupa. Jadi jika kita
menyebutnya anak yang nakal sebetulnya anak akan mencontoh lingkungan keluarga
kita atau dari teman-temannya. Meski demikian orang tua juga belum terlambat
untuk memperbaiki perilaku pada anak. Perilaku demikian tidak akan dibawa oleh
anak sampai dewasa jika secepatnya mendapatkan didikan budi pekerti yang baik
dan terarah. Untuk memperbaiki perilaku pada anak langkah awal yang harus
dilakukan ialah mencari siapa diantara keluarga yang sering melakukan tindakan
seperti yang dicontoh oleh anak, apakah ayahnya atau pengasuhnya. Jika sudah
diketahui berikan penjelasan pada ayahnya atau pengasuh untuk tidak melakukan
tindakan-tindakan serupa didepan anak, sebab hal itu akan dicontoh anak lalu
berikan penjelasan pula terhadap seluruh anggota keluarga agar dalam bertindak
tanduk dan tutur kata didepan anak harus menjaga kesopanannya.
Akan tetapi jika yang
dicontoh anak berasal dari teman-teman bermainnya kita perlu membatasi
pergaulannya dengan mereka dan mencarikan lingkungan pergaulan baru yang lebih
baik lagi buat perkembangan anak. Orang tua juga harus setiap harinya perlu
memberikan contoh-contoh yang jelas dan mudah dipahami oleh anak tentang sopan
santun dan tata pergaulan yang baik. Katakanlah anak suka merbut mainan temamnya
maka setiap hari ajarkan cara meminjam barang temannya dengan banar . Tak salah
pula bila kita mebelikan mainan yang serupa sebab anak ingin memiliki mainan
seperti temannya tersebut. Sebagai orang tua juga perlu menegur dan mangarahkan
ketika mengetahui anak kita melakukan perbuatan yang kurang baik, dengan teguran
dan arahan anak akan mengetahui bahwa apa yang dilakukan itu tidak baik dan
anak tidak akan mengulangi lagi perbuatan yang sama. Pemberian hukuman misalnya
dengan cubitan, bukan cara untuk memperbaiki perilaku terhadap anaka sebab anak
belum mengerti makna hukuman sehingga kurang efektif untuk merubah perilaku
pada anak, dengan hukuman anak memang takut dan tidak lagi melakukan akan tetapi
hanya pada saat itu saja setelah lupa maka anak akan mengulanginya lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar