Senin, 26 Desember 2016

ISLAM DAN PROSES INTEGRASI



Perkembangan islam di Nusantara tidak pernah terlepas dari dinamika islam dikawasan-kawasan lain maka dari itu, pandangan yang menganggap seolah-olah islam Nusantara berkembang secara tersendiri serta terisolasi dari perkembangan dan dinamika islam di tempat-tempat lain. Peradaban islam Nusantara juga menampilkan ciri-ciri dan karakter yang khas relatif berbeda dengan peradaban islam diwilayah-wilayah peradaban muslim lainnnya misalnya di Arab, Turki, Persia, Afrika Hitam dan Dunia Barat. Islam yang pertama kali datang yaitu islam yang pada umumnya dibawa oleh guru pengembara Sufi, yang mengembara dari satu tempat ke tempat lainnya untuk menyebarkan islam masyarakat Nusantara pada umumnya adalah masyarakat pesisir yang kehidupannya itu tergantung dengan perdagangan antarpulau dan antarbenua. Sedangkan yang berada di pedalaman adalah masyarakat agrarisyang kehidupannya itu tergantung kepada pertanian oleh karena itu masyarakat agraris pada umumnya banyak dipengaruhi oleh perdagangan dunia mistis. Sosiologi masyarakat terakhir sedikit banyak mempengaruhi pandangan dunia islam dikalangan masyarakat muslim Nusantara.
Dalam bidang kebudayaan agama islam mempunyai cirri yang khusus dari budaya material dalam kehidupan sehari-hari sampai kepada budaya spiritual bahkan sampai sekarang kita masih bisa menyaksikan berbagai kesinambungan tertentu antara tradisi islma dengan tradisi budaya spiritual pra-islam yang sedikit banyak diwarnai tradisi Hindu, Budha dan bahkan tradisi keagamaan spiritual lokal. Salah satu faktor yang terpenting diantara berbagai suku bangsa Nusantara adalah islam, islam yang mengatasi perbedaan-perbedaan yang terdapat diantara berbagai suku bangsa dan menjadi identitas yang mengatasi batas-batas geografis, sentimen etnis, identitas kesukuan, adat istiadat dan tradisi lokal lainnya. Kenyataannya bahwa islam merupakan faktor pemersatu yang mendorong kemunculan faktor pemersatu yaitu bahasa Melayu. Bahasa ini sebelumnya kedatangan islam digunakan hanya di lingkungan etnis terbatas yakni suku bangsa Melayu di Palembang, Riau, Deli (Sumatera Timur) dan Semenanjung Malaya. Bahasa merupakan sarana pergaulan bahasa Melayu digunakan hampir di semua pelabuhan-pelabuhan di kepulauan Nusantara. Bahasa Melayu sejak zaman kuno sudah menjadikan bahsa yang resmi di Negara Melayu (Jambi) pada masa kejayaan kerajaan Sriwijaya, bahsa Melayu dijadikan bahasa resmi dan bahasa ilmu pengetahuan.
Bahasa Melayu yang lebih egaliter dibandingkan bahsa Jawa, bahasa Melayu sebagai lingua franca islam di Nusantara bertambah kuat ketika bahasa Melayu ditulis dengan aksara Arab. Kedudukan bahasa Melayu menjadikan semakin lebih kuat ketika para ulama menulis banyak karya dengan bahasa Melayu huruf jawi tersebut sehingga tulisan jawi menjadikan alat komunikasi dan dakwah tertulis bagi masyarakat Melayu-Nusantara yang akan menggantikan beberapa bentuk tulisan yang berkembang pada sebelumnya. Lalu warisan yang terbaik dari sejarah zaman islam lainnya yaitu adanya pengintegrasian Nusantara lewat nasionalisme keagamaan dan jaringan perdagangan antarpulau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar